Jumat, 10 Desember 2010

Studi: Faktor Keberhasilan Proyek Besar Open Source

Struktur proyek-proyek besar open source yang dikelola oleh organisasi nirlaba atau yayasan independen merupakan salah satu alasan keberhasilan dan pertumbuhan proyek tersebut.

Demikian kira-kira disimpulkan Henrik Ingo, penulis buku "Open Life: The Philosophy of Open Source" dan mantan karyawan proyek basis data MySQL dan MariaDB, dalam sebuah studi yang diungkapkan di situsnya: openlife.

Studi tersebut bisa dijadikan panduan misalnya tentang bagaimana caranya menggandakan pertumbahan proyek sampai sepuluh kali lipat dengan omzet yang membengkak sampai lima kali lipat. Studi itu bertopang pada hasil pantauannya terhadap proyek-proyek open source yang banyak dikembangkan bersama sebuah perusahan komersil dan pertumbuhan pangsa pasarnya kira-kira proporsional dengan investasi yang ditanamkan.

Titik berat dari laporan Ingo adalah proyek-proyek open source skala besar dari semua proyek yang dibaginya menjadi empat kategori. Sembilan proyek dalam kategori "XtraLarge" adalah Linux, KDE, Apache, Eclipse, Perl berikut CPAN, Mozilla berikut Addons, GNOME, Drupal dan GNU. Proyek-proyek tersebut paling tidak memiliki lebih dari seribu pengembang aktif dan memproduksi lebih dari seratus perbaikan kode pemrograman setiap harinya.

Kategori berikutnya tergolong proyek-proyek yang ukurannya tidak lebih dari sepersepuluh dibangdingkan dengan ukuran proyek di kategori pertama. Kategori ketiga diisi oleh proyek kelas menengah yang memiliki pengembang aktif tidak lebih dari 20 dan sisanya termasuk ketegori keempat.

Data kuantitatif diambilnya dari Ohloh yang mencatat lebih dari 300 ribu proyek sumber terbuka. Namun menurut Ingo data yang dikoleksi Ohloh tidak semua akurat dan untuk itu ia harus meng-update-nya.

Ada dua kemungkinan sebagai pihak pengendali di proyek-proyek skala besar yaitu sebuah organisasi nirlaba yang independen atau sebuah perusahan yang mengatur semua aspek penting. Yang menarik dari laporan tersebut adalah faktor perbedaan ukuran yang mencolok di sembilan proyek kategori "XtraLarge" dibandingkan kategori berikutnya yaitu paling sedikit sepuluh kali lipat lebih besar. Dari hasil pantauan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa proyek yang dikontrol oleh satu perusahan saja pertumbuhannya ternyata terbatas. Sebagai perkecualian adalah proyek OpenJDK yang berkat sokongan IBM bisa masuk ke kategori pertama. Kendati Red Hat juga ikut disini, namun pemegang kendali di OpenJDK adalah Oracle.

Mengambil proyek kernel Linux sebagai contoh disebutkan, andaikan hanya satu perusahan seperti Red Hat yang membantu pengembangannya maka diduga keras bahwa aktifitasnya tidak akan lebih dari sepersepuluh dari apa yang terjadi saat ini dan proyek ini bisa menjadi kurang penting.

Red Hat memberdayakan lebih dari sepertiga (adakalanya bahkan sampai separuhnya) untuk pengembang aktif yang memberikan kontribusi terhadap perubahan di Kernel sekitar 12%. Kontribusi sebesar 12% tersebut menghasilkan pangsa pasar sebesar 62% yang telah diraih Red Hat untuk produk Linux skala perusahan.

Sebagai nomor dua, Novell yang memberikan kontribusi sebesar 7,6% dalam pengembangan Kernel dan mampu meraih pangsa pasar sekitar 29%. Penulis menyebutkannya sebagai faktor keuntungan (gain) yang terjadi berkat kontribusi silang semua pihak yang ujung-ujungnya telah mendongkrak pertumbuhan pasar pada umumnya. Studi selengkapnya dapat dibaca disitus penulisnya.