Rabu, 22 September 2010

PBB Dambakan Internet Jalurlebar Untuk Separuh Umat Manusia

Andaikan harapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi realita, maka pada tahun 2015 separuh umat manusia akan memiliki akses terhadap Internet Jalurlebar. Sebagaimana diharapkan sekretaris jendral International Telecommunication Union (ITU) Hamadoun Touré di New York minggu lalu, diserukan agar pemerintah-pemerintah negara di seluruh dunia menempatkan masalah ini paling atas dalam agendanya. "Pemimpin-pemimpin dunia telah sepakat bahwa masadepan akan dibangun diatas Jalurlebar", kata politisi berasal dari Mali tersebut.

Target yang diinginkan rata-rata 50 persen itu bahkan belum dicapai negara-negara maju pada saat ini. Berdasarkan data dari organisasi telekomunikasi dunia, baru sekitar 30 persen penduduk negara-negara maju yang memiliki akses Internet menggunakan Jalurlebar, sementra di negara-negara "baru jadi" hanya satu dari sepuluh penduduknya dan di negara-negara yang sedang berkembang hanya sekitar satu dari seratus. Memang belum ada kesepakatan ambang kecepatan kapan Internet boleh disebutkan sebagai Jalurlebar, namun menurut Touré, perlu diingatkan bahwa biaya Internet untuk pengguna di negara-negara maju merupakan sebagian kecil dari penghasilan mereka (dibawah 1%) sedangkan di negara berkembang seperti di Ethiopia, Malawi atau Niger berlipat melampaui UMR.

ITU menprediksikan untuk tahun ini penambahan sekitar 900 juta sambungan Jalurlebar diseluruh dunia. Diramalkan bahwa sebagai sarana koneksi masadepan nantinya adalah jaringan bergerak (mobile) pita lebar. Dalam rapat komisi Jalurlebar ITU, Touré mengatakan bahwasanya akses terhadap jaringan Jalurlebar sampai tahun 2015 adalah bagian dari hak asasi manusia dan Internet merupakan alat yang paling baik untuk mencapai target dari Millennium Development Goals.

Dalam kesempatan terpisah Sir Tim Berners-Lee, penemu sistem Internet Hypertext-Systems WWW di ajang acara Nokia World di London satu minggu sebelumnya, menekankan keharusan untuk setiap Insan Dunia memiliki akses terhadap Internet. Disebutkan, bahwa sampai saat ini baru seperlima dari penghuni dunia yang memilikinya dan sisanya perlu disambungkan agar bisa mengakses layanan publik seperti layanan kesehatan dan lainnya.