Senin, 25 April 2011

TradeIPv4: Kelangkaan Picu Jual Beli IPv4

Sejak blok alamat IPv4 terakhir diserahkan lembaga Internet Assigned Numbers Authority (IANA) bulan Januar lalu, alamat IP versi lama ini dimana-mana menjadi barang langka. Belum lagi pada tanggal 15 April lalu RIR sebagai pengelola pertama di wilayah Asia Pasifik (APNIC) mengumumkan habisnya stok alamat IPv4 dan hanya menyediakan cadangan darurat dicanangkan untuk Newcomer yang tidak bisa hanya bergantung pada protokol baru IPv6 saja. Menggunakan protokol baru IPv6, dimungkinkan penyediaan alamat IP nyaris tak terbatas atau cukup untuk semua. Kendati sejak lama telah dilakukan sosialisasi oleh RIRs (Regional Internet Registry), namun implementasinya masih sangat lambat.

Juga sudah lama didiskusikan adalah kemungkinan jual-beli terhadap alamat IPv4 yang menjadi langka. Akhirnya, saat ini untuk kali pertama tersedia platform pasar lelang IPv4 terbuka yang memberi peluang untuk menawarkan atau memperoleh alamat IPv4 yang diinginkan. Melalui situs tradeIPv4 yang dikelola oleh Dr. Martin von Löwis, dosen asal Berlin telah diluncurkan bursa alamat IPv4 yang menyediakan pasar bebas bagi ISP atau perusahan yang menawarkan dan membutuhkan IPv4, baik membeli secara tunai maupun leasing. Agar tidak ricuh dan nantinya tertera dengan benar di database RIR, pindah tangan alamat IPv4 juga telah diatur dan dapat disimak di situs bursa yang baru dilansir tersebut.

Juga masih belum jelas, seberapa jauh platform yang dilansir TradeIPv4 ini akan dimanfaatkan pasar. Harga pasar untuk satu alamat di wilayah APNIC misalnya tercatat di TradeIP4 saat ini sekitar 4 Dollar. Bulan lalu Microsoft mengambil alih segelontongan terdiri dari 666.624 alamat IPv4 dari perusahan Nortel yang pailit senilai 7,5 juta Dollar atau sekitar 11,25 Dollar per alamat IPv4.