"Tiada Rotan Akar-pun Berguna" atau tidak ada batere airpun juga jadi, dapat dikiaskan untuk proyek anak sekolahan asal Filipina ini. Proyek DIY "Water Powered Flashlight" yang sederhana tapi bermanfaat dan ramah lingkungan ini dapat menggantikan batere menggunakan air sebagai bahan untuk menghasilkan tenaga listrik sebuah lampu senter.
Kendati telah berfungsi, lampu senter tenaga air ini masih dalam tahap eksperimental, namun menurut penemunya Angelo Casimiro (15 tahun) akan membantu dalam merancang prototipe dengan prospek yang cerah. Seperti serangkaian disain ciptaan Angelo lainnya, cara pembuatannya dirinci panduan berupa panduan bebas sebagaimana layaknya sebuah proyek Open Source Hardware.
Contoh senter buatan Angelo dengan konstruksi satu sel, dapat menyalakan lampu LED secara terus menerus selama 30 menit menggunakan air keran atau air selokan, dan bisa tahan 2 jam bila menggunakan air asin. Anak ABG yang sudah ngoprek sejak balita (umur 4) menambahkan, bahwa kekuatan atau durasi pencahayaan dari lampu senternya bisa menjadi tiga kali lipat kalau ditambahkan sel kedua. Angelo adalah juga anggota "Instructable" sejak lebih dari empat tahun, tempat dimana ia menginangkan sejumlah proyek ciptaannya.
Menyimak cara kerjanya, perangkat eco-friendly ini, sejatinya bukan barang ajaib. Prinsip kerjanya tidak berbeda dengan sebuah batere, yang menghasilkan setrum menggunakan 2 keping elektrolit dari cairan, yang dalam hal ini adalah air. Karena tegangan yang dihasilkan tidak cukup untuk membuat LED bersinar, Angelo menyiasatinya dengan trik "Joule Thief Circuit" atau "Sirkuit pencuri Joule" yang memungkinkan LED menyala pada tegangan rendah.
Dari serangkaian percobaan yang dilakukan Angelo, menggunakan air keran senternya sudah menyala, namun menambahkannya dengan garam, maka lampu LED menjadi lebih bersinar dan yang terbaik adalah bila ditambahkan cuka, dan dengan rasa nano-nano membuat LED bersinar paling terang.
Semua komponen yang diperlukan untuk membangun senter tenaga air ini relativ mudah didapatkan, terdiri dari pipa pralon (3/4 inci), dan sok sambungan pralon, batang tembaga dan zinc dari toko hardware, dan dari toko komponen elektronik berupa transitor tipe NPN, lampu LED, dan beberapa komponan daur ulang misalnya berasal dari bohlam hemat listrik CFL. Keterangan lebih rinci dapat disimak di Instructable.