Sabtu, 17 September 2011

20 Tahun Kehadiran Linux

Hari ini, duapuluh tahun telah berlalu sejak Linus Torvalds menyediakan versi perdana kernel Linux 0.01 di Internet, sebuah klon sistem operasi Unix untuk ummat yang pada saat ini tidak lagi dapat dipisahkan dari dunia Teknologi Informatika.

Tiga minggu sebelumnya, pada tanggal 25 Augustus 1991 Linus Torvalds memproklamasikan dan mempublikasikan apa yang sedang ia persiapkan, sesuatu yang ternyata merupakan cikal bakal Linux yang versi perdananya Linux 0.01 menatap dunia pada tanggal 17 September 1991, diunggah di server ftp Universitas Helsinki dan tersedia untuk publik. Dua tanggal penting dalam sejarah Linux tersebut dapat dipilih tanpa perlu mempermasalahkannya sebagai hari ulang tahun Linux.

Sebagai mahasiswa bidang Informatika, pada awalnya Torvalds tidak merencanakan sebuah sistem operasi, melainkan sekedar ingin mencoba kemampuan dari komputer pribadinya yang ditenagai menggunakan prosesor tipe intel i386. Untuk itu ia melakukan sejumlah eksperimen seputar manajemen memori, proses switching dan I/O, namun pada akhirnya berkembang menjadi sesuatu dalam bentuk sebuah kernel sebagai basis sebuah sistem operasi komputer. (Catatan: Prasejarah dan sejarah awal dari pengembangan sistem operasi Linux telah dipaparkan dalam dalam artikel "Sejarah Linux" yang dipublikasikan disitus-situs GLX lima tahun yang lampau. Tulisan kali ini merupakan lanjutan dari artikel tersebut dan dilengkapi dengan data lebih kini).

Pesatnya kemajuan, terutama dalam pengembangan desktop KDE dan Gnome yang sejajar dengan lajunya pengembangan kernel Linux 2.2 memungkinkan untuk menjalankan Linux dengan antarmuka grafis yang lebih baik. Sejumlah aplikasi produktifitas yang saat itu telah tersedia untuk Linux seperti StarOffice 3 dan browser Netscape Navigator merupakan aplikasi awal sebelum era OpenOffice (kemudian LibreOffice) dan Mozilla menjadi program aplikasi de-facto di Linux.

Disisi lain, sejak 1998 Oracle dan Informix juga telah menyediakan versi basis data untuk Linux. Di sekitar tempo yang sama, versi Linux dengan Beowulf-Cluster yang dibangun terdiri dari 68 komputer tipe Alpha (DEC) pada tahun 1998 berhasil masuk dalam daftar Top-500 di jajaran komputer tercepat di dunia. Saat ini Linux telah menguasai dan digunakan di lebih dari 80 persen komputer super yang ada dan sedang beroperasi di dunia.

Peliputan Linus Torvalds sebagai cover majalah Forbes bulan Augustus 1998 diyakini banyak kalangan sebagai sebuah pengakuan dunia komersil terhadap keberadaan dan manfaat Linux. Pada saat yang sama, pemasok hardware seperti Dell dan Hewlett-Packard juga mulai menawarkan server yang beroperasi menggunakan sistem operasi Linux. Perkembangan semacam itu telah membuat Microsoft gerah disusul dengan terungkapnya rencana melawan Linux dengan strategi yang dikenal sebagai dokumen Halloween. Keberadaan Linux mulai dianggap serius sebagai penantang sistem operasi yang ada. Pada tahun 2001 Microsoft mengawali serangannya dengan serangkaian iklan melawan hadirnya sistem operasi bebas dan penyebarluasan strategi "kabar burung" atau FUD (Fear, uncertainty and doubt) termasuk yang menyebutkan bahwa Linux adalah sebuah penyakit kanker dan Open Source telah menghancurkan tatanan HaKI.

Sementara itu, Linux mulai digandrungi oleh perusahan-perusahan besar, baik pengguna maupun vendor TI. Di jajaran pertama adalah IBM yang secara besar-besaran mangambil inisiatif menyokong Linux. Tidak lama kemudian, Linux tidak hanya jalan di arsitektur x86, namun juga di komputer tipe S/390 (sekarang IBM z-Series) sekaligus mendemonstrasikan fleksibilitas yang dimiliki Linux. SAP menyusul dengan menyediakan ERP-Suite R/3 yang jalan di Linux pada tahun 1999. Versi SLES (Suse Linux Enterprise Server) sudah tersedia untuk komputer mainframe IBM sejak tahun 2000 disusul dengan SLES untuk arsitektur x86 satu tahun kemudian. Pada tahun yang sama (2001) IBM memulai kampanye kontroversial "Peace, Love, and Linux" dalam bentuk Graffiti yang disemprotkan di jalan-jalan kota New York.

Pergolakan terpenting di seputar Linux nyaris semuanya terjadi sekitar pergantian Millennium. Di bulan Maret 2000 Embedded Linux Consortium (ELC) didirikan guna membuat spesifikasi untuk Embedded Linux. Red Hat masuk di bursa saham New York di tahun 1999 dengan nilai saham empat kali lipat dari nilai penerbitan perdananya. Di bidang pelatihan, LPI (Linux Professional Institute) untuk kali pertama telah menyediakan sertifikasi Linux yang independen pada tahun 2000. Inisiatif standarisasi pengembangan distribusi Linux sebagai Free Standards Group juga didirikan pada tahun yang sama. Di bulan Desember 2000 IBM memutuskan untuk melakukan investasi satu miliar dollar selama tahun 2001 khusus untuk pengembangan bidang Linux.

Bersama kemampuan bawaan kernel 2.4 yang dirilis awal 2001, Linux mulai menyusup ke wilayah bisnis sistem komersil Unix. Kernel 2.4 ini sudah mendukung SMP (Symmetric multiprocessing) sampai dengan delapan prosesor, menangani RAM sampai dengan 64 GByte RAM untuk jenis prosesor x86, memiliki Raw Devices dan sistem berkas 64-Bit. Dukungan untuk Firewire dan USB, ACPI dan Plug & Play membuat Linux saat itu mulai diperhitungkan untuk digunakan sebagai Desktop dan Notebook. Para pemasok prosesor Intel dan AMD melihat perkembangan Linux tersebut sebagai peluang dan dengan serius mulai mendukung pengembangan Linux selanjutnya. Di tahun 2002 untuk kali pertama Red Hat meluncurkan Enterprise Linux (RHEL).

Linux dan Desktop
Tidak dapat dipungkiri, popularitas Linux untuk digunakan di Desktop dan Laptop (termasuk Notbook, terutama Netbook) telah meningkat sejak beberapa tahun terakhir. Hal itu sejalan dengan pengembangannya yang pesat diiringi dengan peningkatan kemudahan termasuk interoperabilitas dengan sistem operasi lain terutama Windows. Nyaris semua distribusi Linux saat ini dilengkapi dengan antarmuka grafis GUI (Graphical User Interface) yang didominasi lingkungan desktop popular GNOME (termasuk tambahan shell seperti GNOME Shell dan Ubuntu Unity) dan KDE Plasma Desktop.

Kinerja desktop Linux sudah sejak awal merupakan topik yang kontroversial dan tak pernah berhenti menjadi bahan diskusi, baik kinerja terhadap desktop proprietari maupun antar distro sejawatnya. Salah satu contoh kasus adalah gerahnya pengembang kernel Con Kolivas dan meninggalkan Linux kernel development pada tahun 2007 kerena menganggap komunitas Linux saat itu lebih mementingkan peningkatan kinerja server ketimbang untuk desktop.

Namun sejak itu jumlah perbaikan seputar desktop ternyata telah meningkat tajam yang memperbaiki kinerja desktop signifikan dan menyediakan "desktop experience" yang lebih baik. Proyek Upstart yang fokus untuk mempercepat boot time merupakan salah satu contoh dari banyak proyek-proyek yang kemudian menjamur.

Lajunya penambahan jumlah dan keragaman aplikasi Open Source yang jalan (tidak hanya) di Linux seperti Mozilla Firefox, OpenOffice.org dan Blender memperkuat keyakinan pengguna untuk beralih ke dunia bebas. Selain itu, sejumlah aplikasi proprietari high end juga tersedia untuk Linux terutama di sektor animasi dan efek visual, seperti AutoDesk Maya, Softimage XSI dan Apple Shake, termasuk ketersedian sejumlah game yang natif jalan di Linux.

Bertambah mudahnya proses instalasi, update dan uninstall software di Linux yang tipikal dilakukan menggunakan package managers seperti Synaptic Package Manager, PackageKit, dan Yum Extender membuka segmen pengguna baru non-pakar dan menyurutkan kebutuhan dan daya tarik masyarakat terhadap ajang acara seperti Install-Fest di kalangangan penggiat Linux. Sementara kebanyakan dari distribusi utama seperti Debian, Fedora dan Ubuntu memiliki repositori yang lengkap dengan jumlah paket mencapai puluhan ribu, sejumlah software lain yang dibutuhkan pengguna masih harus diambil dari repositori tidak resmi. Untuk itu pengguna harus mengunduh paket dari website pembuatnya atau mengkompail dari kode sumbernya. Perbedaan tingkat kesulitan tersebut juga telah mempengaruhi popularitas dan gradasi penyebarluasan masing-masing distribusi Linux.

Kendati Linux saat ini belum dominan sebagai Desktop dalam lingkup yang luas, namun tidak diragukan Linux telah sukses di lingkungan Server dan Embedded Devices. Banyak yang yakin dan mengakui suksesnya perusahan dunia maya seperti Google, eBay, Facebook, atau Twitter tidak terlepas dari manfaat ketersediaan sistem operasi Linux yang bebas. Ketika Google pada tahun 2008 memulai pengembangan Android yang menggunakan kernel Linux sebagai landasan untuk ditanamkan di Smartphone dan Tablet, Linux sejatinya telah lama bercokol dan "embedded" di perangkat-perangkat seperti sistem kontrol (PLC), router WLAN, dan lainnya.

Linux untuk Divais Embedded
Karena biaya rendah dan kemudahan kustomisasi, Linux sering digunakan dalam sistem embedded. Salah satunya adalah Android yang berlandasan versi modifikasi dari kernel Linux dan awalnya menjadi pesaing utama Nokia OS Symbian besutan Nokia. Selama kuartal ketiga tahun 2010, 25,5% dari smartphone terjual di seluruh dunia menggunakan Android. Pemanfaatan platform Open Source Linux untuk Ponsel dan PDA menjadi lebih umum sejak tahun 2007 seperti halnya ditanamkan di aneka ponsel termasuk Nokia N810, Neo1973 OpenMoko, dan Motorola ROKR E8. Palm yang kemudian diakuisisi oleh HP juga mengembangkan turunan sistem Linux berupa WebOS yang digunakan di jajaran baru smartphone Palm Pra.

Perangkat perekam video digital TiVo yang popular juga menggunakan Linux sebagai landasan, seperti halnya juga untuk sejumlah tipe perangkat firewall jaringan dan router buatan Cisco/Linksys dan TP-Link. Lebih umum lagi Linux ditanamkan di perangkat workstation untuk para musisi seperti Korg OASYS, Kronos Korg, Yamaha Yamaha Motif XS/Motif XF, Yamaha S90XS/S70XS, Yamaha MOX6/MOX8 synthesizer. Begitu juga Yamaha Motif XS Rack modul generator nada dan piano digital Roland RD-700GX semuanya ditenagai menggunakan sistem operasi Linux. Linux juga digunakan dalam sistem kontrol pencahayaan panggung, seperti halnya pada konsol WholeHogIII.

Linux dan Server
Sejatinya Linux telah dikenal sebagai sebuah sistem operasi yang produktif dilingkungan pengguna Server sejak awal keberadaannya. Berdasarkan laporan dari Netcraft bulan September 2006 disebutkan bahwa delapan dari sepuluh perusahan hosting kelas dunia menggunakan Linux untuk server web mereka. Di jagat raya Internet, distribusi Linux telah menguasai lima posisi dari Top Ten sejak Juni 2008, tiga posisi diantaranya menggunakan FreeBSD dan dua berasal dari Microsoft.

Distribusi Linux juga sangat popular di kalangan pengembang untuk dijadikan landasan pada kombinasi perangkat lunak server LAMP (Linux, Apache, MySQL, Perl/PHP/Python) yang menjadi salah satu platform paling umum digunakan untuk industri hosting website.

Dalam dekade terakhir, popularitas distribusi Linux telah menembus industri mainframe karena biaya yang rendah dibandingkan dengan sistem operasi mainframe lainnya. Pada bulan Desember 2009, raksasa komputer IBM melaporkan memasarkan mainframe berbasis Linux Enterprise Server dalam porsi yang lebih besar.

Seperti disebutkan sebelumnya, distribusi Linux juga piawai digunakan sebagai sistem operasi untuk superkomputer. Sejak November 2010, 459 (91,8%) dari komputer-komputer super Top-500 dijalankan menggunakan distribusi Linux. Linux juga dipilih sebagai sistem operasi untuk IBM Sequoia, sebuah superkomputer paling akbar dunia, yang akan beroperasi pada tahun 2011.

Lompatan ke versi kernel Linux 2.6 terjadi pada bulan Desember 2003 yang membawa tidak hanya peningkatan keamanan SELinux namun juga revisi baru sysfs yang cocok untuk manajemen memori komputer modern kinerja tinggi. Disamping memiliki kode pemrograman kernel yang lebih terstruktur dan menyingkirkan sejumlah keterbatasan, ia memungkinkan lebih mudah menerapkan fitur-fitur seperti virtualisasi dan menjadi landasan yang baik untuk Superkomputer.

Bersama kernel Linux 2.6 yang tumbuh terus menerus, Torvalds telah merubah model pengembangannya. Versi Kernel untuk pengembang ditiadakan, sementara fitur baru dan perbaikan disalurkan secara bertahap ke update untuk versi kernel aktual yang diterbitkan secara berkala dalam tempo dua sampai tiga bulan sekali.

Solusi virtualisasi pertama untuk Linux datang bersama proyek Xen pada tahun 2005 dan penerapan kode Xen di kernel sepenuhnya ternyata membutuhkan tidak kurang dari 6 tahun. Sementara itu tersedia solusi virtualisasi alternatif KVM (Kernel-based virtual machines) yang membuat Kernel Linux dapat berperan langsung sebagai sebuah Hypervisor. Solusi terakhir ternyata disukai oleh banyak pengembang kernel dan memungkinkan penerapannya lebih cepat dan telah tersedia bersama versi kernel 2.6.20 pada awal tahun 2007.

Lompatan ke Kernel Linux 3.0 yang dirilis beberapa minggu lalu, tidak lain adalah kelanjutan dari kernel Linux 2.6 yang ditingkatkan secara inkremental sampai versi 2.6.39. Jadi, kernel Linux 3.0  seharusnya adalah Linux 2.6.40. Penyederhanaan penomoran dari tiga angka ke dua angka dilakukan bersamaan dengan ajang penyambutan 20 tahun kehadiran Linux.