Rabu, 21 November 2012

Linux Mint 14 Nadia Sempurnakan MATE dan Cinnamon

Linux Mint 14 Nadia membawa pembaruan dan penyempurnaan pada GUI untuk menunjang penampilan yang lebih baik, disamping menambahkan beberapa fungsi baru dan banyak perbaikan. Seperti pada edisi utama sebelumnya, kali ini tersedia pilihan dengan desktop MATE dan Cinnamon, masing-masing untuk 32 dan 64 bit. MATE 1.4 yang dikemas, merupakan terusan dari Gnome 2, sementara Cinnamon 1.6 adalah sebuah Fork dari Gnome-Shell dan merupakan modifikasi untuk Gnome 3.

Menurut pengembangnya, MATE 1.4 merupakan versi stabil pertama sebagai hasil dari peningkatan terhadap Gnome 2. Kekliruan sejak bertahun-tahun yang dihidap Gnome 2, juga kali ini telah diperbaiki, sementara fungsi-fungsi yang masih dianggap kurang, sekaligus ditambahkan. Fitur Bluetooth kini berfungsi dengan baik dan pengelola berkas Caja sudah mendukung Dropbox, bisa merinci jalur dan membandingkan berkas-berkas. Sebuah tabel aksara juga telah ditambahkan dengan kemungkinan untuk melakukan konfigurasi pada penampilannya.

Penampilan Cinnamon 1.6 diupayakan serupa dengan MATE yang secara keseluruhannya berpedoman pada penampilan Gnome 2. Ruang kerja (Workspaces) di Cinnamon kini bisa persistent (permanen) dan diberi nama. Peralihan atau penggantian On-Screen-Display antar ruang kerja, juga bisa dikonfigurasi. Applet 'Window Quick-List' memungkinkan untuk mendapatkan gambaran cepat pada semua jendela dari ruang-ruang kerja. Applet untuk efek Scale dan Expo juga tersedia, disamping perbaikan pada Sound-Applet.

Software-Manager yang dibuat khusus untuk Mint tidak lagi mengakses melalui Apt-Daemon, melainkan menggunakan Apt-Client yang dikembangkan sendiri. Dengan demikian pengembangnya bisa mengklaim bahwa fitur tersebut bisa jalan lebih stabil. Untuk menulis data di USB-Drive disediakan perkakas MintStick berasal dari dapur pengembangan Linux mint. Gedit 3 yang juga merupakan editor standar di Gnome 3, telah ditukar dengan Gedit 2.30 dengan alasan versi yang dipasang adalah lebih stabil. Kecuali itu, Mint Desktop Manager (MDM) sekarang bisa menggunakan Themes berasal dari GDM 2.

Seperti pada Ubuntu 12.10, Linux Mint 14 juga ditenagai menggunakan versi Kernel Linux 3.5, termasuk juga komponen-komponen lainnya. Kecuali komponen Desktop, bisa dikatakan bahwa Linux Mint 14 'Nadia' adalah identis dengan 'Quantal Quatzal' (Ubuntu 12.10) yang belum lama telah beredar. Pengembangnya juga mengingatkan bahwa pada beberapa komputer dengan kartu grafis Intel sebaiknya tidak memasang driver untuk akselerasi 3D, melainkan memanfaatkan driver dari llvmpipe dengan alasan agar beban CPU tidak menjadi masalah. Baca selebihnya di Release Notes untuk keterangan yang lebih rinci.

Jumat, 16 November 2012

Katalog Software Buatan Indonesia

Pengembang Software Indonesia tidak sedikit yang mengeluhkan adanya Instansi Pemerintahan atau institusi /perusahan swasta yang mengutamakan software buatan luar negeri walaupun Software buatan Indonesia dengan fitur yang sama dan setara berikut dukungan lokal sudah tersedia. Atau bisa jadi telah menggunakan Software buatan Indonesia namun dari vendor yang kurang mendukung atau kurang tepat dibanding Software Indonesia lain yang belum dikenalnya. Kombinasi aneka kasus-kasus lainnya, walaupun hal itu menjadi hambatan tumbuhnya ekosistim Industri Software Indonesia, pada kenyataannya sulit untuk dihindarkan.

Tanpa perlu menanggapinya secara negatif, diakui bahwa semua hal tersebut bisa terjadi karena antara pengembang dan pengguna tidak seratus persen "nyambung". Atau dengan kata lain, pengguna kurang mengetahui secara menyeluruh peta Industri Software Nasional, baik dari sisi ketersediaan maupun dari sisi kemampuan Software Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan atau perencanaan pengadaannya. Sebaliknya pengembang Software Indonesia yang belum atau yang masih sulit ditemukan oleh pengguna, dengan sendirinya akan kurang memahami permintaan pasar atau mengetahui apa tepatnya yang dibutuhkan institusi pengguna, agar dimungkinkan melakukan pengembangan Software Indonesia yang tepat sasaran dan siap pakai seperti yang apa diminta oleh pasar.
Belum lagi akibat keterbatasan biaya promosi bagi kebanyakan pengembang Software Indonesia, menjadi sebuah keharusan untuk menyediakan ekstra sumberdaya untuk melakukan pendekatan non teknis yang jangkauannya juga terbatas.

Untuk menyiasati permasalahan dengan kondisi seperti dipaparkan diatas, disadari perlunya ketersediaan Katalog Software Indonesia yang merinci ketersediaan produk Software buatan Indonesia yang lengkap dengan data dan klasifikasi yang rinci, agar bisa digunakan oleh semua instansi pemerintah dan swasta untuk melakukan perencanaan pengadaan. Empat institusi yang sangat terkait dan 'care' terhadap berkembangnya Industri Software Indonesia yaitu Kemkominfo, KADIN Indonesia, ASPILUKI dan AOSI. kini telah bergabung dalam satu formasi untuk memungkinkan tersedianya Katalog Industri Software Indonesia yang sejak lama dinantikan.

Katalog Software Indonesia nantinya tersedia baik secara daring (online) di situs www.software.or.id dan diupdate, maupun secra luring (offline) berupa buku Katalog Sofware Indonesia yang akan dicetak dan disebarluaskan ke semua Instansi Pemerintah, BUMN dan anggota KADIN untuk dijadikan sebagai pedoman dalam perencanaan dan pengadaan software.

Untuk mendaftarkan Software agar dimuat dalam katalog, sama sekali tidak dipungut biaya dan dijamin netral. Semua jenis produk Software Indonesia yang berguna sebaiknya didaftarkan, baik yang berliseensi Proprietary maupun Open Source. "Yang penting adalah software buatan Indonesia, dan karya anak bangsa", ujar Ibu  Betti Alisjahbana, selaku Ketua Komite Tetap Perangkat Lunak-KADIN. Dalam surat edaran yang ditandatangani bersama Bapak Ashwin Sasongko, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, sangat diharapkan agar para pemilik produk Software Indonesia telah melakukan pendaftaran di situs software.or.id sebelum bulan November 2012 berakhir, supaya Katalog Software Indonesia edisi perdana yang direncanakan sudah bisa hadir dalam waktu dekat. Dengan motto "I Love Software Indonesia!", daftarkan segera perangkat lunak Anda.

Sabtu, 10 November 2012

25 Tahun Arsitektur SPARC


Debut arsitektur SPARC diawali pada tahun 1987 dengan menanamkannya pada stasiun kerja (workstation) besutan SUN Microsystem yang kini telah menjadi bagian dari perusahan basis-data Oracle. SPARC (Scalable Processor Architecture) adalah microprocessor berarsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang didesain oleh Sun Microsystems sejak tahun 1985.

Sun-4 Workstation yang kali pertama ditenagai prosesor SPARC itu, tidak lain adalah sebuah stasiun kerja tipikal Unix yang pada jamannya mendominisasi pasar TI. Pengembangan SPARC didahului dengan tekad Sun yang memusatkan bisnisnya dibidang workstation dan tidak ingin terlalu bergantung pada pemasok prosesor Motorola yang saat itu mensuplai seri prosesor 680x0 kepada Sun, disamping juga terhadap dominasi Intel dengan arsitektur i386-nya.

Prosesor perdana dengan arsitektur SPARC hasil pengembangan Sun itu bisa ngacir dengan detak frekuensi maksimal 40 MHz, yang menurut ukuran jaman itu sudah luar biasa. Sebagai panutan untuk arsitektur SPARC digunakan konsep sebuah prosesor RISC yang dikembangkan Berkeley, yang juga tidak terlepas dari pengaruh arsitektur prosesor IBM 801 yang cukup revolusioner.

Tidak kurang dari lima tahun berlalu, sampai saatnya generasi yang melahirkan microSPARC I dan SuperSPARC I tersedia. Seri prosesor ini menggunakan arsitektur yang telah dikembangakan lebih jauh (V8) dengan detak sampai dengan 50 dan 65 MHz. Disisi pengembangan organisasi, Sun ketika itu sudah mendirikan SPARC International, yaitu sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mendorong pengembangan arsitektur SPARC. Sebuah upaya yang hingga kini masih ada, ternyata cukup berhasil dan telah menggabung sejumlah perusahan penerima lisensi, termasuk Texas Instruments, Atmel, Cypress Semiconduktor dan Fujitsu dan menelurkan prosesor-prosesor kompatibel. Dengan demikian arsitektur SPARC menjadi terbuka sepenuhnya dan tidak eksklusif.

Bersama peluncuran UltraSPARC I pada tahun 1995 dimulailah sebuah era baru yaitu lahirnya generasi baru yang mendefinisikan arsitektur V9 yang sampai saat ini juga masih valid dan termasuk mengawali yang prosesor 64-bit. Detak frekuensi yang telah mencapai 200 MHz saat itu terus meningkat seiring dengan waktu berjalan. Secara bertahap alur prosesor ini ditingkatkan dan diperbaiki sampai melahirkan UltraSPARC IV sebagai prosesor dual-core pertama pada tahun 2004. Implementasi dan dukungan untuk sistem operasi Linux untuk UltraSPARC juga sejak dini telah tersedia seperti halnya distro UltraPenguin yang sejak 1997 telah menanamkan Linux yang mendukung penuh lebar data 64-bit.

Pada era berikutnya pengembangan SPARC bercabang menjadi beberapa jalur arsitektur berbeda. Sun (sekarang Oracle) mengembangkan UltraSPARC T1 lebih lanjut dan pada tahun 2005 berhasil merilis prosesor dengan empat inti dimana setiap intinya mampu mengeksekusi sampai dengan 8 Threads. Disusul dengan UltraSPARC T2 prosesor berinti 8, SPARC T3 juga berinti 8 namun masing-masing inti mampu menangani 16 Threads. Pada tahun 2011 diluncurkan juga SPARC T4 dengan 8 inti dan 8 Threads untuk setiap inti. Terakhir rancangan SPARC T5 diungkapkan yang akan memiliki 16 inti dan detak ditingkatkan sampai 3,6 GHz, sementara lebar pita memori digandakan.

Pengembangan di cabang lain adalah Fujitsu UltraSPARC sampai dengan pengembangan SPARC X yang diperkenalkan pada bulan Agustus 2012. Evolusi pengembangan dari dapurnya Fujitsu setelah SPARC VI yang hanya memiliki dua inti dengan masing-masing dua Threads, disusul dengan SPARC VII dengan peningkatan menjadi 4 inti, sedangkan SPARC VIIIfx telah memiliki 8 inti dan 16 inti pada SPARC IXfx. SPARC X juga ditenagai dengan 16 inti.

Sejatinya, keistimewaan dari arsitektur SPARC adalah spesifikasi dari beberapa prosesor yang menganut kaidah open source. Sun mengawalinya pada tahun 2005 yang membuka spesifikasi UltraSPARC T1 dibawah lisensi bebas GPL. Spesifikasi yang dibebaskan, juga untuk T2 dapat ditemukan di situs opensparc.net. Prosesor 32-bit dengan arsitektur V8 dari generasi awal ternyata masih aktual dan produknya masih diperoleh sampai sekarang dari beberapa pembuat prosesor, termasuk yang telah diintegrasikan dalam sistem embedded.

Oracle merayakan 25 tahun inovasi arsitektur SPARC yang dipresentasikan di halaman situsnya berikut informasi terkait.