Tampilkan postingan dengan label webserver. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label webserver. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Oktober 2013

arkOS: Gunakan Raspberry Pi Untuk Membangun Cloud Pribadi Anda

Di lingkungan perusahan, dimana layanan Awan semacam "Cloud Computing" saat ini lagi ngetrend untuk dipertimbangkan, tetapi masih banyak yang belum yakin sepenuhnya atau siap untuk memindahkan infrastruktur TI mereka ke awan. Pakar penasihat perusahan seperti Gartner, disatu sisi merumuskan "Embrace Cloud Or Die", namun disisi lain telah menemukan, bahwa "no public cloud is good enough for business". Sudah barang tentu, bagi yang dagangan Awan akan meyakinkan perusahan dengan caranya masing-masing menggunakan teknik marketing dan menawarkan solusi teknologi mereka. Perlu diingat, bahwa "lock-in" yang bisa membuat ketergantungan (ala narkoba) disamping keamanan, adalah faktor-faktor yang paling ditakuti pengguna layanan awan, sehingga solusi Open Source, berupa Awan Pribadi atau Awan Hibrida, barangkali pendekatan yang bisa menjadi salah satu pilihan dalam membangun Awan di lingkungan perusahan.



Tanpa disadari pengguna perangkat TI pribadi-pun, baik berupa PC maupun Smartphone saat ini telah memanfaatkan banyak layanan awan (Cloud services) seperti Gmail, Facebook, Google Drive, DropBox, SkyDrive, dan lainnya untuk menyimpan data pribadi mereka yang sensitif, namun nyaris tidak memiliki hak kendali (kontrol) terhadap proses penyimpanan data atau file pribadi yang mereka telah pasrahkan di awan.

Banyak pengguna perorangan yang merasa memiliki data yang cukup sensitif, dan ingin mendapatkan hak kendali seratus persen atas data mereka, akan mencari solusi yang terjangkau termasuk biaya opersional yang rendah, sementara tetap dapat menikmati kenyamanan seperti pada layanan Cloud publik yang tersedia. Komponen untuk menciptakan hal-hal seperti itu, sejatinya telah tersedia berupa perangkat "Internet of Things" yang dapat meningkatkan gaya hidup, untuk disambungkan menjadi sebuah "Things-as-a-service" atau bahkan "Everything-as-a-service".

Sebuah proyek dari tim yang menamakan dirinya CitizenWeb, saat ini sedang mengembangkan sistem operasi open source arkOS yang dirancang untuk kemudahan membangun host layanan awan pribadi diatas Raspberry Pi, yaitu sebuah komputer berukuran kartu kredit yang mengkonsumsi daya rendah, cukup dari sebuah charger Hape saja. ArkOS adalah sistem operasi berbasis Linux yang dikembangkan Jacob Cook bersama Citizenweb memfasilitasi desentralisasi awan membantu Anda merebut kembali hak kendali dan hak privasi, seraya tetap menjaga kebebasan dan kenyamanan yang dibutuhkan.

Sederhananya, arkOS menggunakan Raspberry Pi (RasPi) akan menjadi sebuah platform untuk hosting pribadi mengakomodasikan konten online Anda sambil memberikan keamanan dan kenyamanan dirumah. Pendayagunaan RasPi dan ArkOS diklaim memecahkan dua hambatan terbesar bagi pengguna pribadi desentralisasi web, yaitu pengetahuan teknis dan biaya operasional. Diakui, bahwa pada prinsipnya Anda dapat menjalankan komputer PC biasa sebagai server berikut sistem operasi Linux yang powerful. Tetapi bagi kebanyakan pengguna, hal tersebut kurang menarik karena untuk itu, mereka harus mempelajari bidang administrasi sistem (sysadmin) agar dapat melakukan konfigurasi dan pengamanan yang pada umumnya harus diketik di terminal berupa perintah baris (command line). Menggunakan PC sebagai Server untuk kebutuhan ini, disamping lebih mahal dan memerlukan banyak waktu untuk mengkonfigurasi dan pemeliharaannya, juga bising dan rakus terhadap token PLN (konsumsi listrik).

Layanan yang direncanakan arkOS adalah fokus pada kemudahan instalasi, konfigurasi dan pemeliharaan agar Anda dapat menjadi tuan rumah dari layanan yang digunakan. Layanan yang dijanjikan pengembang arkOS adalah, termasuk website hosting sederhana, layanan awan pribadi, perangkat lunak jejaring sosial, chatting server atau kedepannya mungkin teknologi web yang lebih canggih. Tiga komponen utama yang nantinya akan menjadi tulang punggung proyek ini adalah: ArkOS, Installer dan sebuah Node Manager. ArkOS dibangun memanfaatkan seratus persen FOSS (Free and Open Source Software) seperti: Web Hosting (nginx, PHP, MySQL, WordPress/Drupal), Email (Postfix, Dovecot), Chat (XMPP), Cloud Services (ownCloud) dan untuk Social Networking (Tent, Diaspora).

Selasa, 17 September 2013

Google Coder: Belajar Web Gunakan Raspberry Pi

Para pengembang kreatif di Google Creative Lab ungkapkan sebuah proyek pengembangan web menggunakan platform Raspberry Pi. Proyek yang dibesarkan di GitHub ini adalah murni proyek sumber terbuka dengan tujuan menyulap RasPi menjadi sebuah platform sederhana (web server) yang dapat digunakan oleh para pendidik dan orang tua untuk mengajarkan dasar-dasar pemrograman web langsung dari browser.

Proyek ini merilis software khusus untuk RasPi yang dapat diunduh dari Google Coder for Rasppberry Pi. Setelah booting SD card dari Raspberry Pi, Anda dihadapkan pada antarmuka yang diakses melalui web browser pada komputer desktop yang tersambung. Dari sana, Anda dapat menelusuri pengembangan web seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Bila perlu dan ingin, Anda bahkan dapat mengetahui kode sumber dari proyek open source ini di penginangan proyek GitHub.



Coder bukan hanya bagi mereka yang baru ingin belajar mengembangkan web. Pengembang Google juga menyarankan platform ini juga bisa dijadikan tempat yang menyenangkan untuk bereksperimen dengan ide-ide baru, atau untuk membuat demo.

Rabu, 13 April 2011

Nginx 1.0.0: Server-Web Gerak Cepat dan Hemat Sumberdaya

Nginx, diucapkan seperti "Engine X", adalah server untuk HTTP dan Reverse-Proxy, seperti juga digunakan sebagai server Mail-Proxy yang jumlah penggemarnya terutama di Rusia, sejak beberapa tahun terakhir menanjak. Dari negara yang sama juga berasal perancang Nginx, Igor Sysoev yang telah memulai pengembangannya sejak tahun 2002. Rilis pertama Nginx 0.1.0 tersedia pada tanggal 4 Oktober 2004 dan pada tanggal 12 April 2011 baru lalu diluncurkan versi final pertama Nginx 1.0.0.

Berdasarkan pantauan aktifitas di Internet yang dilakukan oleh Netcraft, tercatat di bulan Maret 2011 sekitar 23,4 juta situs yang dijalankan menggunakan Nginx. Dengan demikian software Open-Source ini mengantongi pangsa pasar sekitar 7,5 persen dan menempatkan Nginx sebagai nomor tiga setelah Apache (61,13 %) dan Microsoft IIS (18,83 %). Diantara situs kelas kakap yang ditenagai Nginx adalah Wordpress.com, Github dan Sourceforge.

Nginx diakui bekerja cepat, stabil dan efisien menggunakan sumberdaya dan dirancang untuk menangani banyak koneksi bersamaan. Berbeda dengan server tradisional, Nginx tidak bergantung pada 'threads' untuk menangani permintaan. Untuk itu Nginx menggunakan arsitektur yang digerakkan berdasarkan event yang diklaim lebih skalabel. Arsitektur ini ternyata pada saat dibebani hanya memerlukan sedikit memori dan menurut pengembangnya dalam jumlah yang bisa diprediksi. Misalnya untuk mempertahankan 10.000 koneksi HTTP inaktif menggunakan Keep-Alive diperlukan memori hanya 2,5 MByte.

Nginx mendukung fungsi-fungsi dasar, namun juga Load-Balancing untuk meningkatkan kehandalannya. FastCGI misalnya menggunakan bahasa skript dinamis seperti PHP dapat digabungkan dan fungsi lain untuk Nginx dapat ditambahkan dalam bentuk modul. Sebagai contoh telah tersedia modul Filter untuk Gzip, Byte Ranges, Chunked Responses, XSLT, SSI dan lainnya. Nginx juga disebutkan mendukung fitur SSL und TLS. Lebih rinci dibahas di situs wikinya Nginx.

Fitur-fitur lain dari Nginx antara lain adalah dukungan untuk server virtual berbasis nama dan alamat IP, Keep-Alive, Pipelined-Connections, limitasi untuk Bandwidth dan FLV-Streaming. Semua konfigurasi dapat dilakukan sambil jalan tanpa perlu menghentikan mesin Nginx. Nginx yang lintas platform, tersedia untuk dijalankan di sistem operasi FreeBSD, Linux, Solaris, Mac OS X dan Windows XP / Server 2003. Nginx merupakan sebuah proyek open source yang mengadopsi lisensi BSD.