Tampilkan postingan dengan label Google. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Google. Tampilkan semua postingan

Selasa, 17 September 2013

Google Coder: Belajar Web Gunakan Raspberry Pi

Para pengembang kreatif di Google Creative Lab ungkapkan sebuah proyek pengembangan web menggunakan platform Raspberry Pi. Proyek yang dibesarkan di GitHub ini adalah murni proyek sumber terbuka dengan tujuan menyulap RasPi menjadi sebuah platform sederhana (web server) yang dapat digunakan oleh para pendidik dan orang tua untuk mengajarkan dasar-dasar pemrograman web langsung dari browser.

Proyek ini merilis software khusus untuk RasPi yang dapat diunduh dari Google Coder for Rasppberry Pi. Setelah booting SD card dari Raspberry Pi, Anda dihadapkan pada antarmuka yang diakses melalui web browser pada komputer desktop yang tersambung. Dari sana, Anda dapat menelusuri pengembangan web seperti HTML, CSS, dan JavaScript. Bila perlu dan ingin, Anda bahkan dapat mengetahui kode sumber dari proyek open source ini di penginangan proyek GitHub.



Coder bukan hanya bagi mereka yang baru ingin belajar mengembangkan web. Pengembang Google juga menyarankan platform ini juga bisa dijadikan tempat yang menyenangkan untuk bereksperimen dengan ide-ide baru, atau untuk membuat demo.

Minggu, 17 Juli 2011

Android 3.2 "Honeycomb" Dirilis

Direktur pengembangan Xavier Ducrohet mengumumkan rampungnya platform sistem operasi mobile Android 3.2. SDK (Software Development Kit) terkait termasuk emulatornya juga telah disediakan dan siap untuk diunduh.

Seperti pendahulunya, versi baru sistem operasi seri 3 "Honeycomb" unggulan Google ini ditargetkan untuk perangkat tablet. Diantara perbaikan untuk pengembang dan pengguna yang disebutkan Ducrohet adalah "Compatibility Mode" baru untuk memperbesar tampilan dari aplikasi-aplikasi yang umumnya diprogram untuk resolusi layar lebih kecil. Dengan demikian, maka aplikasi smartphone kini bisa ditampilkan lebih baik pada layar tablet dibandingkan kemampuan zoom yang digunakan sebelumnya dengan hasil kurang memuaskan.

Pengembangnya kali ini juga memperluas dukungan terhadap lebih banyak hardware, terutama untuk tablet ukuran 7 inci. Menggunakan fungsi "Media sync from SD card", Apps bisa langsung mengakses berkas Multimedia yang disimpan di kartu SD.

Beberapa perubahan terdapat pada antarmuka pemrograman dengan penempatan level API di level 13. Melalui "Extended screen support API", pengembangnya diberikan kebebasan untuk mengatur lebih banyak dalam hal menampilkan aplikasinya agar bisa pas dengan ukuran layar tablet yang beragam. Perbaikan juga pada output video yang telah mendukung format 720p.

Detil dari semua pembaruan dirinci di dokumentasi untuk Android 3.2 yang diterbitkan bersama rilis ini. Para pengembang bisa langsung memanfaatkan SDK yang telah tersedia, sementara untuk pengguna silakan menunggu update dari vendor hardware masing-masing. Beberapa vendor telah mengindikasikan rencana rilis produk baru yang mengemas Android 3.2 sebagai sistem operasinya, seperti halnya dilaporkan untuk Motorola dilaporkan disini dan sebuah tablet 7 inci dengan Androuid 3.2 juga sudah diperkenalkan Huawei di ajang pameran CommunicAsia di Singapura baru-baru ini.

Jumat, 01 Juli 2011

Google Bantu Pengguna Identifikasi Pengelabuan Email

Mengantisipasi maraknya pengelabuan email (phising mails), Google Mail segera akan menampilkan informasi tentang data pengirim secara lebih rinci. Dengan demikian penerima bisa memilah dan menelusuri asal muasal sebuah email dan tidak mudah dijadikan korban penipuan. Perlu disadari bahwa data yang tertulis mudah dipalsukan terutama oleh mereka yang mengerti proses penyampaian email atau memiliki akses terhadap sebuah server email. Seperti dipaparkan di Blog resmi Google Mail, Google menjanjikan informasi yang lebih lengkap.

Teknik Phising merupakan kasus penipuan yang tergolong paling banyak ditemukan belakangan ini, sebagai sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mencuri informasi pribadi (password, data kartu kredit, dll.) seseorang dengan menyamar menjadi sesuatu yang bisa dipercaya atau juga seolah-olah merupakan pihak yang sesungguhnya sehingga korban tidak akan menyadari kalau dirinya sedang dikelabui oleh pengirim (penipu).

Pengelabuan menggunakan teknik Phising dikategorikan sebagai upaya melalui metode sebuah “Social Engineering”, yaitu upaya untuk pencurian atau pengambilan informasi yang bersifat pribadi dari seseorang dengan pendekatan melalui tata cara interaksi sosial. Singkatnya, social engineering adalah upaya untuk memperoleh informasi pribadi dengan memanfaatkan kelengahan korbannya.

Sampai saat ini, dalam banyak kasus adanya upaya sebuah "Pengelabuan Email" yang terdeteksi oleh sistem Google, penerima umumnya diberikan petunjuk oleh Google dengan pesan berwarna merah yang memberitahukan bahwa data pengirim yang sebenarnya adalah tidak sama dengan data pengakuan pengirim tertera.

Kamis, 02 Juni 2011

Android Untungkan Microsoft 5 Kali Lebih Banyak

Berdasarkan laporan analis Walter Pritchard dari Citibank, Microsoft diduga menerima pendapatan dari penjualan smartphone Android buatan HTC berupa pungutan lisensi sebesar 5 dollar per hape dan pemasok smartphone lainnya barangkali dipungut lebih tinggi atau paling tidak sama.

Dengan perhitungan bahwa jumlah smartphone Android besutan HTC terjual sebanyak 30 juta buah, maka penerimaan dari HTC saja diduga telah mencapai 150 juta dollar atau lima kali dari jumlah penerimaan yang dihasilkan dengan penjualan Windows Phone 7 yang diperkirakan jumlahnya sebanyak 2 juta buah.

Memang diakui bahwa Android berlandasan Linux telah menguasai pasar smartphone di Amerika, terdepan diantara sistem operasi mobile yang ada saat ini dan secara teoretis seharusnya bebas pungutan lisensi (pungli), namun Microsoft lebih cepat tanggap dan menemukan bahwa smartphone yang ditanamkan Android telah mengandung banyak komponen yang di USA hak paten-nya telah didaftarkan oleh Microsoft sebagai pemiliknya.

Agar tidak dituntut, sudah sejak lebih dari satu tahun HTC menandatangani perjanjian dan membayar pungutan yang disepakati. Hal yang sama disusul oleh pembuat smartphone Android lainnya dan bila tidak, mereka terancam diseret ke meja hijau. Kasus yang dialami toko buku Barnes & Noble berkaiten dengan Android merinci bagaimana sebuah proses negosiasi perjanjian semacam itu berlangsung.

Studi dari Citibank yang tidak merinci lebih detil tentang pembayaran yang dilakukan oleh HTC untuk memenuhi perjanjian tersebut, menduga bahwa Microsoft belum puas dengan tarif yang disepakati sebelumnya dan untuk pemasok smartphone Android lainnya mematok tarif lebih tinggi, namun dugaan seperti itu dalam kasus dengan HTC, seperti dikutip dari pemberitaan Bloomberg ternyata tidak dapat dikonfirmasi.

Semetara itu Business Insider menjebutkan hal yang sedikit berbeda dan mengidikasikan bahwa HTC bukan satu-satunya perusahan yang membayar pungli untuk pemanfaatan Android dan mengutip laporan yang diterbitkan Pritchards menyebutkan tarif lisensi antara 7,50 sampai 12,50 dollar untuk setiap perangkat Android.

Sebuah analisa yang dilakukan Florian Müller di Blognya Foss Patents menyebutkan bahwa dari 44 pertikaian atau tuntutan sejak Maret 2010 terkait dengan Android dan Google ditemukan hal yang spesial, bahwa bukannya "patent-trolls" menjadi inti permasalahan, melainkan raksasa TI seperti Microsoft, Oracle dan Apple diduga ingin menghasilkan uang dari hak atas pungutan lisensi terhadap Android.

Rabu, 27 April 2011

Summer of Code 2011: 1.116 Mahasiswa Terima Beasiswa Dari Google

Perusahan mesin pencari nomor satu Google dalam rangka penyelengaraan acara Summer of Code (GSoC) 2011 luluskan aplikasi beasiswa untuk 1.116 Mahasiswa untuk melakukan pemrograman selama 3 bulan yang di alokasikan di 175 proyek-proyek software sumber terbuka yang bebas.

Acara GSoC yang diadakan Google sejak tahun 2005 menyediakan beasiswa sebesar 5.000 US Dollar untuk masing-masing mahasiswa yang diterima dan bergabung sebagai pengembang beragam proyek Open Source. Pengembang yang diterima dikaryakan selama beberapa minggu untuk proyek nyata yang realistis termasuk dalam pembuatan fitur-fitur baru. Untuk setiap proyek, Google menyiapkan Mentor sebagai pembimbing dan memberikan dukungan disamping bertugas me-motivasi dan mengevaluasi hasil karya para peserta. Sejak kali pertama acara Summer of Code tahunan ini diadakan, Google telah memberdayakan sekitar 4.500 Mahasiswa dari 85 negara yang dilibatkan di lebih dari 300 proyek-proyek Open Source.

Acara tahun ini akan melibatkan 1.116 perserta dan 175 proyek-proyek Open Source yang dijadwalkan mulai tanggal 23 Mei 2011. Sampai hari (start GSoC) itu, akan dilakukan koordinasi bersama Mentor masing-masing peserta.

Pembayaran beasiswa akan diangsur dan diawali pada saat acara dimulai dengan uang muka sebesar 500 USD disusul pertengan Juli sebesar 2.250 USD dan pada penutupan GSoC akhir bulan Agustus ditransfer sebesar 2.250 USD. Mentor Summit yang direncanakan di bulan Oktober tahun yang sama, akan mendiskusikan hasil evaluasi, menampung saran perbaikan dan pertukaran pengalaman selama GSoC berlangsung.

Kamis, 10 Maret 2011

Google VP8: Bebek Bali Ngacir Lebih Cepat

Proyek sumber terbuka WebM yang didukung Google telah menerbitkan SDK versi baru untuk VP8 Codec yang dicanangkan sebagai standar format bebas untuk Webvideo. SDK yang diberi nama "Bali" (sebagai salah satu jenis bebek) untuk pustaka kode pemrograman libvpx 0.9.6 ditargetkan untuk meningkatkan kinerja pemrosesan sekaligus memperbaiki kwalitas gambar yang diekstrak dari Codec tanpa perlu merevisi spesifikasi VP8.

Dibandingkan dengan versi sebelumnya bernama Aylesbury, maka "Bebek Bali" ini untuk modus "Best" pada video platform x86, diklaim bisa 1,35 kali lebih cepat melakukan encoding. Sedangkan untuk video dengan kwalitas menengah bahkan bisa ngacir 1,4 kali lebih cepat.

Pada platform ARM dengan ekstensi NEON, encoder ini juga ngacir lebih cepat yaitu sekitar 7 persen pada prosesor tipe ARM Cortex A9 (Single Core) dan kelipatannya proposional dengan jumlah Core lebih cepat. Di sistem yang menggunakan Nvidias Tegra 2 diklaim pada Real-Time-Encoding, "Bebek Bali" ini ngacir 21 sampai 36 persen lebih cepat ketimbang "Aylesbury".

Kwalitas gambar hasil encoding juga mendapat perhatian pengembangnya. Untuk video dengan kwalitas baik, ia bisa memberi hasil yang konsisten secara keselurahannya. Juga untuk video yang mengandung noise dilatar belakang bisa disaring dan kwalitasnya ditingkatkan. Sebagaimana dipaparkan di Blog pengembangnya, perubahan yang dilakukan bukan di format VP8, melainkan di SDK untuk pustaka Libvpx.

VP8 mulanya dikembangkan oleh On2 Technologies (sebelumnya: "The Duck Corporation") kemudian diakuisisi Google pada awal tahun 2010. Sejak bulan Mei tahun yang sama, codec tersebut dibebaskan dengan lisensi sumber terbuka sebagai proyek WebM. Tujuan dari pembebasan tersebut adalah untuk menyediakan VP8 sebagai codec alternatif, termasuk fitur sebagaimana ditawarkan oleh Matroska-Containers MKV, koeksisten dengan MPEG-4 AVC (H.264) yang masih dibebani hak patent, namun dimanfaatkan secara luas sebagai standar bebas untuk Webvideo.

"Bebek Bali" bisa (ditangkap atau) diunduh dari Git-Repository proyek WebM.

Senin, 07 Februari 2011

Google Diserbu Pelamar Pekerjaan

Peluang berkarya di Google belum sempat dibuka secara resmi, perusahan ini sudah diserbu pelamar Job yang dalam seminggu jumlahnya melampaui 75.000. Menurut pernyataan yang dikutip dari media di Internet menyebutkan bahwa salah satu juru bicara Google mengatakan jumlah pelamar sebesar itu merupakan rekor sejak berdirinya Google.

Di Blog resminya Google menyebutkan bahwa dalam tahun ini berniat untuk meningkatkan jumlah karyawannya sebesar 25 persen atau membuka sekitar 6.000 jobs baru. Kian hari memang kian banyak bidang yang digeluti Google di dunia maya dan untuk itu dibutuhkan banyak orang-orang pintar yang akan memenuhi ambisi tersebut. Salah satunya adalah sektor mobile yang tahun lalu disebutkan tumbuh sangat cepat. Sistem operasi mobile besutan Google Android yang berbasis Linux misalnya telah ditanamkan di banyak perangkat mobile dan saat ini sedang berlomba untuk merebut posisi utama bersaing ketat dengan iOS besutan Apple. Google juga memerlukan pengembang software dan pemasaran untuk sistem operasi di PC, atau untuk menyempurnakan mesin pencarinya. Tahun lalu Google telah meningkatkan jumlah karyawannya sebanyak 4.500 menjadi total 24.400 karyawan.

Tidak salah lagi bila Google dianggap sebagai salah satu tempat berkarya yang paling banyak diminati di Amerika dan serbuan pelamar minggu lalu membuktikan hal tersebut. Untuk mendapatkan karyawan terbaik perusahan ini harus bersaing dengan perusahan lain seperti Facebook yang tidak kalah menariknya bagi karyawan berbakat. Agar karyawan yang diandalkannya mau bertahan, baru-baru ini Google menaikkan gaji karyawan sebesar 10 persen dan tidak jarang menjanjikan jutaan dollar agar programer terbaiknya tidak hengkang. Google juga mengembangkan sayapnya di wilayah Asia Tenggara dan beberapa hari lalu telah membuka kantornya di Malaysia.

Selasa, 26 Oktober 2010

Microsoft Bebankan Biaya Lisensi Atas Android?

Menurut liputan Digitimes yang menggali dari sumber kalangan produsen hardware di Taiwan, disebutkan bahwa Microsoft ingin membebankan biaya lisensi terhadap produk smartphone Android buatan Acer dan Asus. Android adalah sistem operasi bebas dan pengembangnya Google tidak memungut biaya apapun dari pengguna, namun  belum ada yang memastikan apakah semua komponennya telah bebas dari klaim hak paten.

Microsoft mengklaim adanya beberapa pelanggaran dari Android berkaitan dengan paten terutama untuk komponen Email dan Multimedia. Dilihat dari kacamata Microsoft, setiap pembuat smartphone dengan sistem operasi Android: "maju kena, mau mundurpun kena." Dan dari apa yang telah terjadi, mudah diduga bahwa Microsoft menginginkan imbalan seperti halnya dengan kesepakatan bersama HTC yang juga memproduksi smartphone Android, atau membawa pembangkang Pungli (Pungutan Lisensi) ke meja hijau seperti contoh soal terhadap Motorola baru-baru ini.

Seiring dengan popularitas sistem operasi bebas Android belakangan ini, tidak semua pihak merasa nyaman bila konsumen menggandrungi Android kemudian banyak yang mempersalahkan keberadaannya (Android). Baik ditilik dari kasus tuntutan Apple terhadap HTC dan Oracle terhadap Google, maupun saling tuntut antara Apple dan Nokia, para pengamat hampir sepakat bahwa semua target bermuara di Android yang mulai naik daun.

Kamis, 30 September 2010

Pilihan Pengembang Aplikasi: Android atau iOS?

Peneliti pasar IDC dan perusahan Open Source Appcelerator melakukan jajak pendapat pada sekitar 2400 pengembang aplikasi yang menggunakan platform pengembangan Titanium berbasis sumber terbuka dan menemukan bahwa sekitar 70 persen dari peserta mengutamakan Android. 

Alasan yang diberikan atas pilihan itu karena Android jalan di banyak perangkat, namun kelebihan itu baru dirasakan dalam jangka waktu yang panjang karena saat ini Apple iOS masih mendominasi pasar dan menjanjikan profit yang lebih besar.

Hal itu dicerminkan dari pilihan 90 persen peserta yang saat ini tertarik menempatkan aplikasi di I-Phone-Apps, sementara hal yang sama hanya 80 persen untuk Android. Dilain pihak, para pengembang ternyata lebih tertarik untuk menempatkan aplikasinya Android-Tablets ketimbang di komputer baki I-Pad.

Masalah utama yang menjadi beban Android sebagaimana dilaporkan IDC dan Appcelerator adalah persepsi fragmentasi yang masih kuat terhadap Android dibandingkan iOS dari verdor tunggal.

Dalam hal TV Android menang tipis, yaitu 44 persen yang mengutamakan Google TV dibandingkan 40 persen untuk Apple TV. Sementara Google telah memulai pembicaraan dengan pengembang tentang Google TV, keberadaan Apple TV masih digosipkan.

Scott Ellison, kepala bidang Mobile & Wireless di IDC, berpendapat bahwa hal terakhir merupakan kesempatan emas bagi perusahan penyiar TV: "Apps akan mengubah kebiasaan pemirsa TV seperti halnya kebiasaan menggunakan perangkat mobile lainnya..."

Dokumen hasil penelitian yang diterbitkan IDC dan Appcelerator (PDF, 16 halaman) dapat diunduh dengan ringkasan yang memuat data terpenting untuk diliput media.

Perusahan software Appcelerator asal Mountain View di Kalifornia adalah vendor dibalik platform pengembangan software Titanium berbasis open source yang mengaplikasikan lisensi Apache License 2.0. Sebanyak 2400 peserta jajak pendapat merupakan bagian dari sekitar 70.000 pengguna platform Titanium.